ZAKAT fitrah merupakan zakat jiwa atau zakat diri yang dikeluarkan paling akhir sebelum sholat idul fitri dilakukan. Pada tahun ini, Kemenag menetapkan zakat fitrah yang wajib ditunaikan/dibayarkan oleh umat islam senilai Rp22.500 per orang.
Kepala Kemenag, Tobroni SAg MM melalui Penyelenggara Syariah, HM Tohirun mengatakan, tahun ini diperkirakan untuk beras yang umum dimakan oleh masyarakat Kota Pekalongan itu sebesar Rp9 ribu dikali 2,5 Kg beras menjadi Rp22 500.
Tohirun menjelaskan, penetapan nominal tersebut berdasarkan pantauan harga pasar, dan kebiasaan umum masyarakat membeli beras dengan harga tersebut. “Adapun orang yang makannya beras lebih mahal, maka zakatnya sesuai dengan apa yang dimakan setiap harinya, semisal beras yang dimakan setiap hari harganya Rp11 ribu, maka zakatnya dikalikan 2,5 kilogram beras menjadi Rp25 ribu dan seterusnya,”jelasnya.
Menurut Tohirun, ketentuan pembagian zakat fitrah ini ditujukan kepada fakir miskin yang dikhawatirkan pada tanggal 1 syawal atau Hari Raya Idul Fitri tersebut tidak memiliki persediaan makanan. “Tidak boleh pada tanggal 1 syawal tersebut ada orang yang berpuasa atau kelaparan,”katanya.
Tohirun menegaskan, membayar zakat fitrah untuk menyempurnakan ibadah puasa. “Ini untuk membersihkan diri,” ucapnya.
Tohirun mengemukakan, menunaikan zakat fitrah wajib hukumnya bagi umat Islam dari semua kalangan umur. Bahkan bayi yang baru lahir juga wajib menunaikan zakat. “Bayi yang baru lahir sebelum dilaksanakan sholat idul fitri, maka wajib dizakati,” tuturnya.
Berdasarkan pengamatan Kemenag, untuk penyaluran zakat fitrah biasanya masyarakat menyalurkan zakat atau membayarnya di lembaga masjid tempat tinggal mereka, panitia zakat fitrah di mushola dan panti asuhan serta ada juga yang memberikan perorangan. (ap13)